Sabtu, 19 Oktober 2013

Over.

Oke. Harus mulai dari mana ya.. Well, how do I find a word to say that it's over? Ya. So.. this is the satnite without you.. Time fly so fast..

Malam minggu ini mungkin jadi penutup minggu sibuk dan penuh emosi ini. Tapi sebenernya, enggak buat gue menutup hati gue sama dia. Gue masih belum bisa nutup hati sama dia, kalo boleh jujur. Apalagi buat membuka hati untuk yang baru. Enggak deh.. Sama dia atau enggak sama sekali buat saat ini.

3 hari atau sekitar 72 jam, setelah berpisahnya gue sama dia. Not that hard. But not that simple as seen. Gue mungkin bisa lupa sama dia. Tapi enggak dengan apa yang gue rasain ke dia. Enggak dengan semua kenangan gue dan dia. Enggak. Belum, tepatnya. Belum bisa. Rasa ini belum juga berhenti buat dia. Padahal, bagi gue dia berbeda, langka, baru dia yang bisa bikin gue seenjoy ini.

Angan gue terbang lagi ke sekitar 5,5 bulan yang lalu. Mungkin tepatnya.. saat gue ulang tahun yang ke 16 lalu. Dan sampai detik ini, gue masih sangat ingat dan ingat gimana dia dulu, gimana tingkah uniknya dia. Betapa gue dan dia bukanlah perfect couple kayak yang selalu temen-temen kita bilang. Yang mana gue dan dia itu sebenernya pasangan yang gak beraturan, ngecapruk, tapi bebas dan fun. Kita enjoy sama hubungan kita.

We talk like we're best friend. We protect each other like sibling. We argue like romantic couple. We love each other like free.

And once again.. Gue kembali ke masa lalu gue. Hati lampau gue. Luka kama gue. Yang masih perih. Masih merah. Belum kering sepenuhnya. Karena yang gue mau cuma dia yang nyembuhin luka gue ini.. Not the others. Mungkin orang lain mikir, it won't last forever, later or sooner pasti gue akan lupa dan beranjak, gue akan move on dengan sendirinya. Tapi ya gimana.. susah. Gue.. gue akui. Gue bukan tipe orang yang mudah dan gampang move on.

Yah.. Iya, emang ini baru cinta-cintaannya anak remaja. Tapi ga sekecil itu. Mati gaya gue. Habis kata-kata. Gangerti mau nulis apa lagi.

Someone said, "Lo harus siap patah hati ketika lo membuka hati dan jatuh cinta." Ya.. gue harus siap. Gue harus menikmati apa yang gue rasain sekarang. Antara luka, rindu dan memendam. Antara sedih, sayang dan menahan. Antara tangis, ikhlas dan bertingkah seakan semua baik-baik saja.

Kadang gue heran dengan dia yang terlihat mau, tapi gak ada keinginan untuk meraih. Se-kecil itukah "kita" di matanya sampai dia gak melihat bahwa semua itu sangatlah besar? Se-jauh itukah "kita" sampai dia gak mau merangkak untuk menggapainya? Se-sulit itukah "kita" sampai dia gak mau berusaha untuk sama-sama menjalaninya? Se-ringan itukah "kita" sampai dia membiarkan gue terbang sendiri dan jatuh di sisi gelap dan tak pernah dia temukan lagi? Well. Who knows. Cuma dia dan Tuhan yang tahu. Gue.. cukup diam dan menahan sesak.

Helaan nafas gue yang lambat-lambat membuat dada gue sesak. Cuaca malam yang ceraha tanpa hujan kali ini gak mempan buat bikin hati gue ikut cerah. Secerah saat gue sama dia. Secerah saat dia milik gue, dan gue milik dia. Secerah saat gue tau dia disana lagi apa, walaupun dia gak ngabarin gue. Secerah saat layar handphone gue menyala biru awan saat kabar dari dia datang. Dan awan yang selalu menggantung di atas langit sana, gak bisa bikin layar handphone gue menyala biru lagi. Never.

Black. Quiet. Nothing.

It's over.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar