Kamis, 19 Februari 2015

Ganjil

1. cintaku yang besar, cintaku yang tulus,
2. telah hilang, menguap, dan kini rasa benciku
3. berkembang setiap hari. ketika melihatmu,
4. aku tak ingin lagi melihat wajahmu sedikitpun.
5. satu hal yang sungguh ingin aku lakukan adalah
6. mengalihkan mata ke lelaki lain. aku tak lagi mau
7. menikahkan aku-kau. percakapan terakhir kita
8. sungguh, sungguh amat membosankan dan tak
9. membuat aku ingin bertemu kau sekali lagi.
10. selama ini, kau selalu memikirkan diri sendiri.
11. jika kita menikah, aku tahu aku akan menemu
12. hidupku jadi sulit, dan kita tak akan menemu
13. bahagia hidup bersama. aku punya satu hati
14. untuk kuberikan, tapi itu bukan sesuatu
15. yang ingin aku beri buatmu. tiada yang lebih
16. bodoh dan egois dari kau, kau tak pernah
17. memerhatikan, merawat dan mengerti aku.
18. aku sungguh berharap kau mau mengerti
19. aku berkata jujur. kau akan baik sekali jika
20. kau anggap inilah akhirnya. tidak perlulah
21. membalas surat ini. surat-suratmu dipenuhi
22. hal-hal tak menarik bagiku. kau tak punya
23. cinta yang tulus. sampai jumpa. percayalah,
24. aku tak peduli padamu. jangan pernah berpikir
25. aku masih dan akan terus menjadi kekasihmu.

catatan:
Tiap baris surat ini sengaja diberi angka, agar kau bisa membedakan baris ganjil dan baris genap.
Baca baris-baris ganjil saja, hapus baris selebihnya.

Selasa, 10 Februari 2015

Teruntuk Masa Depan

Dear calon suamiku kelak.

Aku hanya ingin berlari, menari
membentang tangan seperti bocah yang sibuk mencari seimbang karena takut terjatuh melewati alang-alang. Melompati batu-batu tajam.
Menuruni curam lalu membasuh kaki dan lupa diri.
Untuk itu aku mengundangmu.
Untuk itu aku memintamu. Untuk itu, kekasih.
Aku tidak butuh bisa makan enak.
Aku tidak butuh menjadi kaya raya.
Aku hanya butuh nanti bisa punya tidur yang nyenyak setelah tua dan mati dengan karya.

Denganmu..
Aku tetap ingin menjadi anak kecil yang lugu.
Yang tidak pernah ragu pada angin untuk bisa terbang.
Yang bisa terus menyanyikan lagu.
Yang bisa tetap percaya matahari bisa dipetik dengan tangan telanjang.

Denganmu..
Aku ingin hidup yang manis, yang tidak peduli setan dengan apa itu nanti.
Yang bisa tetap tersenyum dan bertukar peluk meski ternyata hidup kita tragis.
Yang bisa tetap menerima sakit sebagai nikmat yang paling pasti.

Tapi bila kau ingin pergi, pergilah.
Aku hanya akan menangisimu satu kali lalu setelah itu sudah.
Tapi bila ingin kamu meninggalkanku, aku juga akan meninggalkanmu.
Aku akan masuk ke hutan lalu turun ke lembah sunyi.
Menukar duka dengan suka.
Aku akan menyusuri pesisir lalu menerjang ombak sendiri.
Menyiram luka dengan cuka.

Denganmu aku hanya ingin yang sederhana.
Tanpa ingin menjadi pemenang, kecuali mati dikenang.
Denganmu aku hanya ingin yang biasa-biasa saja.
Cukup melihatmu membantuku menyulam baju anak-anakku dengan keringat yang tak mengkerut saja, aku tenang..
Dan aku senang.

-V